Ingin lari dari kenyataan? Atau ingin lari dari penagih utang? Atau… barangkali… mantan? Datanglah ke pulau Mansuar, tempat dimana kita seolah hidup dalam dunia mimpi. Tempat ini begitu istimewa. Sebuah pulau kecil di tengah laut (ya iyalah masak di tengah hutan) dimana waktu terasa seolah berhenti. Iya ini memang tempat yang seolah-olah, tapi nyata nyet.
Kami tiba di Mansuar jam 7 malam setelah diving 2 hari di Waiwo dan menginap di “Koranu Fyak Bungalows” milik orang lokal, Om Robin namanya. Dahulu dia bekerja sebagai superhero, menolong orang yang lemah dan menumpas kejahatan. Tetapi sejak Batman memutuskan untuk berkeluarga, akhirnya Om Robin pensiun dan mengelola resort cantik ini dengan modal sendiri.
Mansuar adalah pulau yang dikelilingi gugusan terumbu karang nan cantik dan pantai dengan pasir putih seperti tepung, halus dan bersih. Guest house disini unik. Lantainya pasir pantai, dindingnya dibuat dari anyaman gedek dengan beratapkan rumbia. Di dalam guest house hanya terdapat satu buah tempat tidur yang dilengkapi dengan kelambu! Seumur hidup saya belum pernah tidur dalam kelambu, dan ini adalah pengalaman pertama saya. Saya jadi terharu. Terima kasih ACI Detikcom atas kesempatan ini. Hiks..
Malam itu kami makan ikan bakar yang masih sangat segar, baru ditangkap tadi sore kata Om Robin. Ada beberapa turis asing juga saat itu, makan semeja dengan kami dan akhirnya kami saling berbagi cerita. Ada Boy dari Jerman, Anton dari Inggris, Susi dari Canada, Bogel dari Belanda, dan Joko dari Swiss. Mereka terheran-heran mendengar rencana kami berkeliling Raja Ampat menggunakan longboat kecil, karena mereka akan melanjutkan perjalanan dari Mansuar menggunakan kapal Pinisi. Kasian mereka. Terheran-heran.
Fasilitas di resort ini seadanya tapi lengkap. Dan yang paling seru, mereka menyediakan hammock di pinggir pantai! Fasilitas yang tidak pernah saya temukan di tempat lain, sebuah hammock keren di pinggir pantai! Speechless.. Selain adanya hammock fenomenal itu, air bersih juga sangat lancar karena menggunakan mata air pegunungan dan bisa langsung diminum tanpa treatment terlebih dahulu. Sakti. Design resort ini bisa diungkapkan dengan dua kata: Primitive Runaway. Sederhana tapi nuansa pantai dan santainya asik. Sayang tidak ada gitar disana.
Kami beranjak ke peraduan sekitar jam 2 malam. Diana masih terus berkutat dengan konsep iklan kalkulatornya demi menang lomba. Dia memang ambisius, ikut lomba iklan saat lagi berlomba ACI. Lombaception. Si lomba-lomba.
Besok kapal kami akan menjemput jam 8 pagi. Malam itu saya tidur dengan sangat nyenyak seperti katak dalam tempurung dan kura-kura dalam perahu. Jauh di seberang pulau, terdengar nyanyian lirih..
“Aku cinta kamu.. Aku sayang kamu..”