Singgasana Sang Ratu

Pagi itu matahari bersinar dengan hangatnya di kampung Saleo. Laut yang hari sebelumnya begitu bergelombang telah menjadi teduh, seteduh wajah Mansar Soleman. Kami telah selesai menaikkan seluruh barang kami ke dalam longboat, dan siap untuk melanjutkan perjalanan menuju pulau Wayag, icon-nya Raja Ampat, surganya Indonesia, singgasana empat raja. Keren..

Menurut Mansar Elly, perjalanan menuju Wayag hanya membutuhkan waktu 2 jam saja. Tapi sebelum ke Wayag, kami diajak untuk singgah di Pulau Rani, pulau tersembunyi yang tidak semua orang tahu. Kalo Wayag adalah tempat tinggal para raja, maka pulau Rani adalah tempat sang ratu berdiam diri. Penasaran dengan ceritanya, kami sepakat untuk mampir di pulau Rani dengan catatan tidak lebih dari 30 menit. Kami yang berjanji, kami yang mengingkari…

Longboat tiba-tiba berbelok masuk ke sebuah teluk kecil. Laut yang sebelumnya berwarna biru perlahan berganti menjadi hijau tosca. Asli saya tidak tahu tosca itu warna seperti apa, tapi sepertinya cocok dengan kata “hijau” untuk menggambarkan warna lautnya. Perlahan, hamparan pasir putih yang begitu indah dan dipayungi pepohonan kelapa mulai terlihat. “Selamat datang di pulau Rani”, kata Mansar Elly. Kami berempat tidak bisa menyembunyikan kekaguman terhadap keindahan tempat ini. Begitu kapal merapat, saya segera mengeluarkan kamera, Audrey dan Diana mengeluarkan baju renang, dan Mbak Suwasti mengeluarkan baling-baling bambu.

Pulau Rani begitu spesial dengan pemandangan yang luar biasa indah. Langit biru tak berbatas, pantai yang begitu tenang, dihiasi gugusan pulau karang dan burung camar yang sesekali berkedip manja, ah kami masih di pintu surga tapi sudah disuguhi keindahan seperti ini, dahsyatnyaaaa… 30 menit berlalu, kami terus mengambil foto, berenang, lari-lari di pantai sambil bernyanyi lagu india, hingga akhirnya tanpa terasa sudah 2 jam kami terlena di pulau ini. Saatnya untuk bangun dari mimpi sejenak dan melanjutkan perjalanan menuju surga berikutnya, Wayag.

Kami kembali ke longboat kemudian perlahan keluar dari teluk kecil di depan pulau Rani. Sampai bertemu lagi, ratu. Kami akan menceritakan keindahanmu pada dunia, kepada mereka yang pernah ke Raja Ampat tapi tidak sempat bertemu denganmu. Kalo ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalo ratu main ke Padang, jangan lupa hubungi kami. Apa coba.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: