Saya terbangun dengan kaget. Damn, jam 7 lewat! Di dunia per-diving-an, jam 7 itu sudah masuk injury time untuk persiapan melaut. Saya bergegas mengambil kamera underwater saya lalu melompat dari kasur, cuci muka, kemudian keluar kamar dan buru-buru lari ke dive center.
Tiba di sana, sepi. Tidak ada satu orang pun yang terlihat. Bahkan ayam saja masih bobo.
Saya melihat sekeliling, nah ada warung kopi. Tapi sepi juga.
“Permisiii..”
Tidak ada jawaban.
“PERmisiii..”
Itu diucapkan dengan keras pada bagian PER lalu melembut pada bagian misi dan berakhir dengan fade out. Takut orangnya tersinggung.
Masih tidak ada jawaban.
“PERMISIII!”
“Iyaa silakaan..”
Oh harus ngegas dikit.
“Udah buka bang?” tanya saya.
“Belum, eh udah, belum sih tapi masuk aja mas.”
Saya masuk lalu duduk di pojok teras warung kopi biar bisa melihat langsung ke arah dive center seandainya ada pergerakan di sana. Seorang abang-abang keluar membawa daftar menu sambil mengucek matanya.
“Kok sepi bang?”
“Iya bang, di sini kalo belum lewat jam 8 masih sepi. Warung-warung baru mulai buka jam 8,” kata si abang.
“Lah terus yang diving biasanya pada ngumpul jam berapa?”
“Oh abang mau nyelam? Kepagian bang hahaha.. Biasanya mereka ngumpul 8.30 terus berangkatnya jam 9.”
Bajinguk! Ini dia dive operator yang saya impikan selama ini. SELOW!
“Mau pesan apa bang?” tanyanya lagi, membuyarkan lamunan saya tentang apa yang saya cari di dunia ini.
“Oh kopi item aja bang segelas, sama indomie goreng. Dobel. Pake telor. Telornya dobel. Pake nasi juga. Sama irisan cabe, terserah merah atau ijo.”
“Siap bang.”
“Ingat kan?”
“Hohoho..”
Kemudian dia berlalu menuju dapur.
Hohoho apaan, orang nanya apa jawabnya hohoho.
Saya melihat-lihat lagi ke sekeliling. Saya memang hobi sekali melihat sekeliling.
Pantai Iboih, tempat saya main kali ini, pagi itu memang sangat sepi. Warung belum ada yang buka kecuali warung kopi hohoho ini. Dive operator tempat saya akan ikut trip diving juga masih tutup. Di sepanjang pantai tidak terlihat ada orang.
Awesome.
Tempat berlibur seharusnya seperti ini, tidak diburu oleh pagi.
Ini benar-benar di luar dugaan saya, karena dari informasi yang saya baca, pantai Iboih adalah tempat paling ramai di Pulau Weh, Sabang, pulau yang ditahbiskan sebagai titik 0 kilometer Indonesia bagian barat. Ya minimal pagi itu ada yang lagi CFD-an atau sekedar nyapu-nyapu halaman gitu.
“Silakan bang kopinya.”
“Oh iya makasih.”
Bersama dengan kopi langsung tersaji juga indomie goreng pesanan saya komplit, persis sesuai request!
Ah, sempurna. Ini akan menjadi pembuka hari yang sempurna sebelum menyelam di gugusan batu menhir khas Sabang.
Hohoho.
Next: [Sabang II] Dipingpong Arus Penateung
Wah asik nih kalau nyelam di sana gak perlu ngumpul pagi-pagi. Kebetulan saya lagi pengen jalan ke Sabang dan nyobain nyelam di sana. Nama Dive Center nya apa mas? Buat rekomendasi hehehe
LikeLike